Mengapa Niat Puasa Ramadhan Diulang Setiap Malam?

Ananda shalih dan shalihah, ada satu hal penting yang perlu kita perhatikan dalam ibadah puasa Ramadhan. Hal ini terkait sah atau tidaknya yang berkaitan dengan terpenuhinya syarat dan rukunnya. Syarat adalah sesuatu yang wajib dilakukan sebelum melakukan ibadah, sedangkan rukun adalah sesuatu yang harus dipenuhi di dalam menjalankan ibadah. Jika rukun ditinggalkan salah satunya maka ibadahnya tidak sah.

Mustafa al-Khin dan Musthafa al-Bugha, Al-Fiqh al-Manhaji ‘ala Madzhab al-Imâm al-Syâfi’i (Surabaya: Al-Fithrah, 2000), juz I, hal. 129, menjelaskan makna rukun sebagai berikut:

معني الركن: ركن الشيء ما كان جزءاً أساسياً منه، كالجدار من الغرفة، فأجزاء الصلاة إذا أركانها كالركوع والسجود ونحوهما. ولا يتكامل وجود الصلاة ولا تتوفر صحتها إلا بأن يتكامل فيها جميع أجزائها بالشكل والترتيب الواردين عن رسول الله – صلى الله عليه وسلم

“Makna rukun. Rukun sesuatu ialah bagian mendasar dari sesuatu tersebut, seperti tembok bagi bangunan. Maka bagian-bagian shalat adalah rukun-rukunnya seperti ruku’ dan sujud. Tidak akan sempurna keberadaan shalat dan tidak akan menjadi sah kecuali apabila semua bagian shalat tertunaikan dengan bentuk dan urutan yang sesuai sebagaimana telah dipraktekkan oleh Nabi SAW”

Terkait dengan rukun ibadah puasa, terdapat dua hal yaitu:
1. Niat
2. Meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa

Niat melaksanakan ibadah puasa dilakukan pada malam hari, sejak terbenam matahari (maghrib) hingga waktu fajar terbit (ketika adzan subuh berkumandang). Keharusan niat dalam setiap ibadah termasuk ibadah puasa berdasarkan firman Allah SWT

: وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ

“Dan tidakkah mereka diperintahkan, kecuali untuk menyembah Allah dengan ikhlas semata-mata karena (menjalankan) agama dengan lurus…”. (QS. al-Bayyinah ayat5)

Dan sabda Nabi Muhammad SAW:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya setiap amal itu harus disertai dengan niat…”. (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Lalu mengapa niat puasa Ramadhan diulang setiap malam?
Dalil yang menjelaskan niat puasa Ramadhan dilakukan pada malam hari adalah sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai berikut:

مَنْ لَمْ يُجْمِعْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

“Siapa yang tidak membulatkan niat puasa sebelum terbit fajar, maka tidak ada puasa baginya (tidak sah puasanya)”. (Hadis Shahih, riwayat Abu Dawud: 2098 al-Tirmidzi: 662, dan al-Nasa’i: 2293)

Niat perlu diulang setiap malam karena puasa yang kita lakukan di satu hari itu terjeda oleh rangkaian ibadah lain yang bukan termasuk ke dalam ibadah puasa. Pendapat ini merujuk pada pendapat madzhab Syafi’i yang diikuti oleh mayoritas penduduk Indonesia. Sedangkan menurut pendapat Imam Malik, boleh berniat 1x untuk 1 bulan.
Berbeda dengan puasa wajib (Ramadhan, qadha atau nadzar), pada puasa sunnah diperbolehkan niat di pagi harinya sampai menjelang waktu Dzuhur, berdasarkan hadis shahih sebagai berikut;

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ هَلْ عِنْدَكُمْ شَيْءٌ فَقُلْنَا لَا قَالَ فَإِنِّي إِذَنْ صَائِمٌ ثُمَّ أَتَانَا يَوْمًا آخَرَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أُهْدِيَ لَنَا حَيْسٌ فَقَالَ أَرِينِيهِ فَلَقَدْ أَصْبَحْتُ صَائِمًا فَأَكَلَ

“Dari Aisyah r.a. ia menuturkan, “suatu hari Nabi SAW. datang kepadaku dan bertanya, “Apakah kamu punya makanan?”. Aku menjawab, “Tidak”. Maka beliau bersabda, “Baiklah kalau begitu (hari ini) aku berpuasa”. Kemudian pada hari yang lain beliau datang lagi kepadaku, lalu aku katakan kepadanya,”Wahai Rasulullah kami diberi hadiah makanan (haisun)”. Beliau berkata, “Tunjukkan padaku, sebenarnya sejak pagi aku berpuasa”. Kemudian beliau memakan makanan tadi,” (Hadis Shahih, riwayat Muslim: 1952, Abu Dawud: 2099, al-Tirmidzi: 666, al-Nasa’i: 2283, dan Ahmad: 24549).

Sedangkan lafal niat yang bisa kita ucapkan antara lain:

نـَوَيْتُ صَوْمَ غـَدٍ عَـنْ ا َدَاءِ فـَرْضِ شـَهْرِ رَمـَضَانِ هـَذِهِ السَّـنـَةِ لِلـّهِ تـَعَالىَ

“Saya niat mengerjakan ibadah puasa untuk menunaikan keajiban bulan Ramadhan pada tahun ini, karena Allah SWT semata.”

Nah, begitulah penjelasan terkait niat puasa Ramadhan yang harus diulang setiap malam sebelum masuk waktu fajar. Semoga bermanfaat.